Minggu, 25 Maret 2012

Petualangan Alas Purwo ----> Menuju Pantai Plengkung


Plengkung, nama itu terasa asing di telingaku. Padahal konon katanya pantai itu termasuk dalam empat pantai terbaik di dunia untuk surfing karena ombaknya yang besar. Wow, kenapa aku yang orang Indonesia bahkan satu propinsi sama pantai Plengkung baru tau ya? Hmm... *Tanya Kenapa. Sebenarnya tujuan utama saya dan teman - teman ke Banyuwangi adalah menuju RSI Fatimah Banyuwangi. Di sana kami akan melakukan angkat jahitan bagi pasien – pasien operasi bibir sumbing yang sudah di operasi seminggu sebelumnya. Cerita sedikit ya... aku bekerja sebagai Asisten Apoteker di sebuah Klinik di Malang. Di Klinikku  itu juga merupakan sentra bibir sumbing dan langit – langit atau biasa disebut CLP Centre, yang bekerja sama dengan FK Universitas Muhammadiyah Malang. Jadi kalo ada pasien bibir sumbing dan langit - langit yang tidak sempurna bisa di operasi di sini tanpa di pungut biaya alias gratis. RSI Fatimah Banyuwangi bekerja sama dengan CLP Centre Malang mengadakan operasi bibir sumbing dan langit - langit untuk pasien yg berasal dari Banyuwangi dan sekitarnya, jadi tidak usah jauh - jauh ke Malang.

Kami berangkat dari Malang pukul 21.00 dan sampai di Banyuwangi sekitar pukul 04.30. Kami istirahat sejenak kemudian pukul 07.00 proses angkat jahitan di mulai. Total semua ada 16 pasien. Sekitar pukul 08.30 proses angkat jahitan selesai. Setelah itu kami tim dari Malang juga tim dari RSI Fatimah Banyuwangi segera meluncur menuju Pantai Plengkung. Satu jam....Dua jam... Tiga jam... perjalanan kami belum sampai juga, kemudian kami tiba di rumah salah seorang yang akan menjadi penunjuk jalan atau Guide perjalanan kami. Ternyata eh ternyata saat itu kami berada di sebuah tempat yg bernama Alas Purwo. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju pantai Plengkung. Kami memasuki sebuah hutan yang jalannya sangat buruk dan penuh lubang yang banyak airnya, sepertinya di daerah itu baru saja turun hujan. Katanya pantainya merupakan salah satu pantai terbaik di dunia, tapi kenapa akses menuju pantai tersebut sangat buruk? *Tanya Kenapa. Hmm...ok lanjut! Sepanjang perjalanan kami selama berjam-jam yang dilihat adalah pepohonan karena kami sudah berada di tengah - tengah hutan.


                                          Narsis sebelum berangkat
                                          Jalan yang berlubang

 Masyarakat di sekitar alas purwo mayoritas memeluk agama Hindu. Itu terbukti adanya pura kecil tempat sembahyang di depan rumah - rumah warga. Suasananya jadi seperti di Bali. Hehe.... Walaupun dekat dengan Bali tapi konon katanya pengaruh Hindu di sini bukan dari Bali melainkan dari masyarakat suku Tengger di Gunung Bromo. Di tengah - tengah hutan jauh dari pemukiman penduduk juga ditemukan sebuah pura yang ukurannya cukup besar.

                                          Pura di tengah hutan

Beberapa jam kemudian kami melewati pos penjagaan dan berhenti sejenak. Aku pikir tidak lama lagi kami akan sampai. Tapi menurut guide nya perjalanan masih kurang 9 km lagi. What??.....  It’s ok! Gak mungkin kita balik lagi, ini sudah lebih dari separo perjalanan. Lanjoooot....! Tidak lama kemudian kami berhenti lagi di sebuah tempat peristirahatan, di tempat itu kami makan siang. Aku pikir pantainya sudah dekat karena tidak jauh dari situ pantainya sudah terlihat dan suara ombak pun sudah terdengar. Tapi ternyata perjalanan masih 2-3 km lagi. Oh God! Kapan sampainya?? Dan jalan untuk sampai ke pantai Plengkung dari tempat peristirahatan hanya bisa di lalui dengan mobil pick up dengan sopir khusus karena jalan yang begitu terjal, berlobang, dan berlumpur. Mantab kan?! 15 orang naik semua ke atas pick up, jadilah kami berdesak-desakkan. Jalan yang tidak rata membuat pick up kami berjalan tidak stabil, kadang miring ke kiri kadang miring ke kanan, kadang harus berjalan sangat pelan, kadang beberapa orang yang cowok harus turun karena pick up nya gak kuat, kadang harus berhenti karena ada ranting - ranting liar yang menghalangi perjalanan kami sehingga harus di singkirkan terlebih dahulu. Tapi disitulah sensasinya, aku menikmati perjalanan itu, aku merasa seperti berpetualang. Berasa jadi Riyyani Djangkaru atau Medina Kamil di acara Jejak Petualang, hehe...

                                          Narsis sebelum berpetualang ;)
                          Jalan yang dilewati dengan mobil pick up



Pick up kami berhenti. Alhamdulillah.... sampai juga......... Eits! Tunggu dulu! Ternyata belum sodara! Kami harus berjalan kurang lebih 1 km lagi. Allahu Akbar!  Pantainya memang sudah terlihat tapi untuk menuju view yg lebih bagus harus berjalan menelusuri hutan pinggir pantai. Selama berjalan kaki tersebut sesuatu terjadi padaku, Yup! Sandalku talinya putus! Dan terpaksa aku berjalan tanpa sandal alias nyeker, mana jalannya berbatu dan  berlumpur lagi! Bagus! Tapi alhamdulillah istri dari Guide memberikan aku sandal jepit yang entah di dapat dari mana. Hahaha.....




Selama berjalan menuju pantai kami melewati beberapa penginapan. Ada juga  ya penginapan di tempat sejauh ini ?.... Gak ngebayangin gimana bawa bahan - bahan bangunanya ke sini, emang sih bangunan di sini rata - rata terbuat dari kayu dan bambu, tapi kan ya tetep aja, butuh paku, palu, tempat tidurnya,dll. Coba bayangin kalo lagi mau pasang paku ternyata pakunya habis atau pakunya kurang satu, masak harus jauh - jauh beli ke kota yang jaraknya berkilo-kilo dan akses jalan yg buruk?! Gak lucu kan?! *edisi lebay. Truz di cafenya aku juga liat ada kulkas sebuah minuman bersoda, gimana bawanya coba? Ah.. sutralah itu kan urusan mereka ngapain aku pikirin, hehe...  Tapi penginapan itu terlihat sepi, ternyata penginapan itu biasa di gunakan oleh para surfer baik lokal maupun asing yang sedang surfing di pantai Plengkung. Dan pada saat aku ke sana bukan waktu yang pas untuk surfing karena pantainya sedang surut. Biasanya waktu yang pas yaitu sekitar bulan April.




Pukul 14.30 kami sampai di pantai plengkung. Alhamdulillah..... sampai juga! ( yg ini beneran nyampe! ) pantainya terlihat sepi, hanya ada beberapa orang, dan sayangnya pantainya sedang surut sehingga kami tidak bisa menikmati ombak yang besar dan katanya sangat indah. Tapi tak apalah.... kami masih bisa bermain - main di pinggir pantai dan berfoto - foto ria. Hahaha......

                                        Akhirnya sampai juga.................

Welcome to my paradise ---> tapi sayang pantainya pas surut :(

     Walaupun pantainya surut tapi semangat kami tidak surut, Hehehe....

                                       Pantai Plengkung


Setelah dari pantai perjalanan kami lanjutkan menuju Sadengan yaitu tempat penangkaran banteng, merak, kijang, dll, dan masih berada di tengah - tengah kawasan Alas Purwo. Kami hanya sebentar di tempat itu karena hari sudah semakin larut dan kami masih harus menelusuri hutan untuk keluar dari Alas Purwo dan harus kembali ke Malang saat itu juga. Satu hal yang aku baru tau, ternyata jarak dari Banyuwangi menuju pantai Plengkung kurang lebih 60 km dan pertanyaan kenapa akses menuju pantai Plengkung sangat buruk terjawab sudah. Ya iyalah emang siapa yang mau ngebenerin jalan segitu panjangnya? ( Emang ada yang mau kerja rodi kayak pas jaman VOC?? ) hehehe..... Lagian kalo jalannya mulus gak ada sensasinya kaleee..... Dan itu semua menjadi sebuah pengalamanku tersendiri. Suatu hari nanti aku ingin kembali ke pantai Plengkung, ingin merasakan kembali sensasi berpetualang di Alas Purwo, ingin mearasakan menginap di penginapan para surfer, dan ingin melihat para surfer – surfer kelas dunia berselancar di pantai kebanggan Indonesia. Plengkung – Banyuwangi.

6 komentar:

  1. waaaa ika punya blog..mampir juga ya ke blogku ka ertapuri.blogspot.com

    btw, ini aku juga dah pernah ke TNAP loh...kamu sempat ke Sadengan lihat banteng gak?aku kesana juga loh :-*

    keep posting ya ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. sempet Ta tapi cuma sebentar cz wktu itu dah sore n harus balik ke Malang langsung, ok, aq mampir ke blog mu ya....

      Hapus
  2. apa disana adapenyewaan pick up?berapa ongkosnya?thankz

    BalasHapus
    Balasan
    1. prsewaan pick up ada, cuman ongkosnya saya kurang tahu

      Hapus
  3. Waah saya juga baru kemarin dari pantai Plengkung :)
    Mudik ke Banyuwangi dan berlibur ke Plengkung. Petualangan dan jauhnya Plengkung worth it dgn view pantai dan ombak yg besar, kebetulan pas saya ke sana ombak lg besar dan lg banyak turis asing yg berselancar :)

    Sekedar info harga untuk naik pick up tsb dihitung 200rb per 9org untuk PP dari pos Pancur ke tempat pemberhentian akhir sebelum berjalan kaki kurang lebih 3km.
    Kemarin saya ber5 kena 150rb PP itupun krn saya diangkut pick up berbarengan dengan rombongan lain berjumlah sekitar 8org.

    Kira2 begitu tambahan dari saya, sekedar berbagi pengalaman yg sama :) :)

    BalasHapus
  4. waaahhh.....sepertinya mbk ichafriezka dapet moment yang tepat ya wktu ke pantai Plengkung *jadi iri ;)hehe....

    makasih ya mbak dah mampir ke blog ku n berbagi info :)

    BalasHapus