Sabtu, 30 Maret 2013

Zarry Hendrik & Rahne Putri

Beberapa hari yang lalu adik sepupu saya meminjamkan buku karya Zarry Hendrik dan Rahne Putri. Dua buku yang berbeda ini saling berhubungan. Buku karya Zarry Hendrik berisi tentang puisi, prosa, sajak, cerita tentang perasaan laki-laki terhadap wanita. Begitupun buku karya Rahne Putri berisi tentang puisi, prosa, sajak, dan cerita tentang perasaan wanita terhadap laki-laki. Dan ternyata mereka berdua bersahabat, entah mereka pernah berhubungan sebagai kekasih atau tidak saya tidak tahu. Tapi yang jelas di kedua buku mereka ada cerita tentang perasaan mereka berdua. Ada beberapa puisi yang aku suka dari mereka diantaranya :


TENANG

Selamatkanlah dirimu dengan menjadi kuat
Bukan untuk siapapun kecuali untuk dirimu saja
Lakukanlah apa yang mau kamu lakukan
Di manapun kamu
Ingin menjadi apapun kamu
Aku tidak akan sekalipun berdiri diantara kamu dan impianmu
Aku tidak akan menertawakan cita-citamu
Ambillah impianmu lebih dari apa yang bisa aku berikan
Aku tidak akan mengacaukannya
Aku tidak akan membuat keributan
Aku akan mencintaimu dengan tenang

Puisi by : Zarry Hendrik



KUBURAN MIMPI

Paling sedih itu ketika melewati pekuburan mimpi
Semua orang mengubur dalam harapan dan menisankannya tanpa nama
Di sana mimpi terperangkap dalam tanah
Tanpa kau sadar, senyummu tertinggal sedikit di sana
Mimpimu mau di bawa ke mana?
Pekuburan?
Atau kau gantung di awan?
Mimpi seharusnya bersayap
Ia terbang melintasi langitmu
Dan kamu mengikutinya setapak demi setapak, meniti jejak
Kalau mimpi tersesat siapa yang mau menemukannya?
Siapa yang akan mencarinya kalau bukan tekadmu sendiri?
kulewati lagi pekuburan mimpi, terdengar teriakan menyayat hati 
Aku menutup mata dan berkata pada kepala
Aku tak mau mimpiku berakhir di sana
Aku tak mau, kamu berdiri di sana

Puisi by : Rahne Putri


Aku ingin membut tali simpul
Antara benang kehidupan kamu dan aku
Mungkin aku akn memilih warna merah
Benang itu akan selalu ada dan terbentang
Kita akan beriringan
Bahu kita akan selalu bersebelahan
Namun...
Aku teringat, cinta itu segitiga
Aku, Kamu, Tuhan
Aku bersujud, Kamu bersujud
Doa kita sedang berada di lintasan
Jika waktu tidak mempertemukannya
Terima kasih telah menyebut namaku
Dan aku akan mengukir bayangmu di bias mata
Dan selanjutnya, biar Tuhan melukis kita
Entah di kanvas yang sama, atau tidak

By : Rahne Putri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar